Pages

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)


BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
      
           Dalam era pembangunan dewasa ini pendidikan adalah salah satu bidang yang mendapat prioritas pembanguna kearah yang lebih baik dan berdaya guna yang bermuara kesuatu sasaran yakni terwujudnya pembangunan nasional serta terciptanya masyarakat adil dan makmur yang merata meteril dan spiritual berdasarkan Pancasila.
        Pendidikan merupakan salah satu tujuan utama dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia. Meskipun demikian hasil pendidikan tidak langsung kita rasakan, tetapi dampaknya sangat fundamental .  Sebagai tujuan utama, mutu pendidikan akan turut menentukan mutu manusia dan masyarakat Indonesia dimasa depan dan pada gilirannya kelak akan menentukan mutu bangsa dan Negara Indonesia.  Hal tersebut sebagaimana dijelaskan pula dalam GBHN tahun 1993-1998, yakni :  Pendidikan Nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan  serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertqwa Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan bangsa.
        Misalkan pendidikan senantiasa menjadi topik perbincangan yang menarik, baik dikalangan masyarakat luas, lebih lagi bagi pakar pendidikan .  Hal ini merupakan sesuatu yang wajar karena setiap orang berkepentingan dan ikut terlibat dalam proses pendidikan .  Seperti halnya masalah pendidikan matematika sudah banyak pendapat yang dikemukan oleh berbagai pihak yang menyatakan bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika, yang ditandai dengan rendahnya prestasi belajar siswa pada bidang studi tersebut.
          Rendahnya mutu pendidikan Indonesia telah banyak disadari oleh berbagai pihak, terutama oleh pemerhati pendidikan di Indonesia .  Rendahnya mutu pendidikan ini dapat dilihat, antara lain  dari rendahnya rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) untuk semua bidang studi yang di ebtanaskan, baik ditingkat nasional maupun daerah.  Dalam perbandingan internasional sebagaiman dilaporkan dalam The Third International Mathematics and Science Study TIMSS) tahun 1999, Indonwesia berada pada urutan 32 untuk IPA dan 34 untuk matematika dari 38 negara peserta. Di Asia Tenggara, untuk kedua bidang studi tersebut Indonesia berada di bawah Malaysia dan Thailand, dan sedikit di atas Filipina . Bahkan hasil survey The Political Economic Risk Consultancy (PERC) menyimpulkan bahwa sistem pendidikan Indonesia berada pada peringkat terakhir dari 12 negara, dan berada dibawah Vietnan yang menempati peringkat 11.  Sehubungan dengan kondisi tesebut tidak ada pilihan lain bagi pemerintah kecuali melakukan berbagai pembaharuan dan penyempurnaan sistem pendidikan secara menyeluruh agar bangsa ini dapat bersaing di era global yang semakin kompetitif.
        Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan  rendahnya mutu pendidikan, khususnya pendidikan matematika.  Upaya yang dilakukan antara lain dengan memperhatikan penyebab kesulitan belajar matematika yang bersumber dari dalam diri siswa sendiri maupun yang bersumber dari luar siswa.  Usaha-usaha yang telah dilakukan memberikan dampak positif yang tidak sedikit dalam pengajaran matematika, namun hasilnya belum optimal sesuai yang diharapkan.  Masih banyak anggapan yang kurang positif terhadap matematika , mulai dari siswa dan guru di sekolah sampai kepada orang tua siswa di rumah.  Ada yang menganggap bahwa matematika susah dipelajari, bahkan ada siswa merasa tegang kalau tiba waktunya untuk belajar matematika di sekolah.  Orang tua siswa kadang berkomentar bahwa anaknya sulit dimotivasi untuk belajar matematika , karena dianggapnya matematika tidak berguna setelah tamat SLTA.     
          Dalam kurikulum matematika 2004 [Depdiknas, 2003], dikemukakan bahwa tujuan umum pendidikan matematika ditekankan kepada siswa untuk memiliki [1] kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah matematika, pelajaran lain, ataupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata; [2] kemampuan menggunakan matematika sebagai alat komunikasi; dan [3] kemampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar yang dapat dialihgunakan pada setiap keadaan, seperti berpikir kritis, berpikir logis, berpikir sistematis, bersifat obyektif, bersifat jujur, bersifat disiplin dalam memandang dan menyelesaikan masalah.
        Tujuan  pembelajaran  matematika  yang  disebutkan  di atas  pada   dasarnya ditekankan     agar  siswa  memiliki kemampuan pemecahan masalah, kemampuan penalaran      dan   kemampuan   berkomunikasi.   Untuk pengenalan konsep dalam Pembelajaran    matematika   hendaknya   dimulai  dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi siswa.
       Salah satu tujuan pengajaran   matematika  di Sekolah  Menengah  Umum adalah untuk memberikan pengetahuan  matematika  sebagai  bekal   untuk     melanjutkan kependidikan tinggi.  Di samping untuk    menata     dan    meningkatkan   ketajaman penalaran siswa yang dapat membantu memperjelas   menyelesaikan   permasalahan dalam    kehidupan   sehari-hari,    dan     kemampuan    berkomunikasi     dengan    menggunakan     bilangan   dan   simbol-simbol,    serta lebih mengembangkan sikap logis, kritis, cermat, disiplin, dan menghargai kegunaan matematika.

B.  Perumusan Masalah

          Guru selaku pendorong,  pembimbing  dan    panutan       sangat     dibutuhkan bantuannya untuk membangkitkan motivasi dan perhatian   siswa     sehingga     apa yang diharapkan dari tujuan tersebut dapat tercapai.      Salah       satu    cara     yang dilakukan adalah penerapan model pembelajaran Jigsaw   dalam   matematika.   Atas asumsi tersebut,  penulis dapat merumuskan permasalahan yang sehubungan dengan judul ini, yakni :
“Apakah melalui model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas  dan prestasi belajar matematika siswa kelas XII IPA  MAN  Wajo ?”

C.  Tujuan Penelitian
        Beritika tolak pada rumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika siswa kelas XII IPA MAN Wajo melalui model pembelajaran Jigsaw.



D.  Manfaat Penelitian
        Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
  1. Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang peningkatan aktivitas dan prestasi  belajar matematika pada siswa kelas XII IPA MAN  Wajo melalui model pembelajaran Jigsaw yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dalam memilih pendekatan mengajar matematika yang tepat.
  2. Bagi guru, khususnya guru matematika pada MAN Wajo dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam upaya peningkatan kualitas pelaksanaan proses pembelajaran dan prestasi belajar matematika.
  3. Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi bahan perbandingan dan pertimbangan khususnya yang berminat mengembangkan hasil penelitian ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar