Pages

SEJARAH TRIGONOMETRI


SEJARAH TRIGONOMETRI

                Trigonometri berasal dari bahasa Yunani yang dibentuk dari kata “Tri” yang berarti tiga, dan “gono” bermakna sudut dan metria yang berarti pengukuran.  Jadi Ilmu Trigonometri adalah cabang matematika yang mempelajari dan menyelidiki hubungan antara garis-garis dan sudut-sudut dalam segitiga.
            Yang dipandang sebagai peletak dasar lahirnya Ilmu Tirgonometri adalah seorang ahli Astronomi yang bernama Hipparchus yang berasal dari Nicocea, Yunani yang hidup pada tahun 160 – 120 SM.  Hipparchus merupakan orang pertama yang menyusun Trigonometri secara sistematik, meskipun perkataan Trigonometri itu sendiri  belum ada waktu itu, Ia mulai mencoba menyelidiki dan membuktikan dalil dan rumus-rumus yang diperoleh dari orang Mesir kemudian mengembangkannya. Selanjutnya pekerjaan tersebut  diteruskan oleh Claudius Itali dan Byzantine ( 2 abad SM), juga seorang Astronomi bangsa Yunani.
            Kajian Tirgonometrri dilakukan secara serius oleh orang-orang Islam pada abad 12 dan 13, Matematikawan Islam yang bernama Muhammad bin Jabir al-Harrani al-Battani (244 – 317 H/858 – 929 M) berkebangsaan Irak mulai mengembangkan Trigonometri.  Al-Battanilah  orang pertama memasukkan sinus (jaib) dan cosinus dalam matematika.
            Al-Battani yang nama lengkapnya  Mohammad Ibn Jabir Ibn Sinan Abu Abdullah al-Battani adalah seorang astronom dan Matematikawan Islam yang lahir di Battan, Mesopotamia pada tahun 850 M dan meninggal  di Damsyik 929 M.  Karya-karya  Al-Battani yaitu De Sciento (sains) dan De Numeris Stellarum et Motibus (nomor bintang-bintang dan pergerakannya).
            Bagi orang latin Al-Battani sering dipanggil sebagai Albateganius yang berarti melengkapi fungsi-fungsi Trigonometri dengan fungsi umbra dan umbra versa (atau cotangen dan tangen sekarang ini). Al-Baattani mampu menyusun tabel sinus, cosinus, tangen dan cotangen dari 0o sampai 90o dengan ketepatan yang baik, juga memperkenalkan operasi-operasi Aljabar pada Identitas Trigonometri. Ia juga digelar sebagai “Ptolemy Baghdad” yakni mempu menyusun hubungan antara ketinggian (altitude) matahari, tinggi menara L dan bayangannya x dengan formula sebagai berikut:
                        X =

Tidak ada komentar:

Posting Komentar